Lima Kesalahan Fatal Pengguna Mobil Manual

pengguna mobil manual

topmetro.news – Meski mobil matic makin banyak digunakan, nyatanya mobil bertransmisi manual tak ditinggalkan begitu saja. Beberapa keunggulannya membuat pengguna mobil manual masih eksis.

Tapi, menggunakan mobil manual tak bisa sembarangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar mobil tetap awet dan sehat.

Sayangnya, ada kebiasaan buruk pengemudi atau pengguna mobil manual yang berefek fatal. Setidaknya, seperti dilansir Cartoq, ada lima kesalahan pengemudi mobil manual yang sebaiknya Anda hindari demi kesehatan dan keawetan mobil.

BACA | Daihatsu Taft Reborn Resmi Dijual, Nih 3 Tipe, Termurah Rp186 Juta

Injak kopling setengah-setengah

Sebagian besar pengemudi melakukan hal yang tidak disarankan saat belajar nyetir. Beberapa di antaranya sampai masih mempertahankannya saat berkendara di jalan raya. Kebiasaan salah pakai pedal kopling membuat umur kopling menjadi lebih pendek.

Kebiasaan buruk itu antara lain pengendara yang hanya menekan pedal kopling setengah untuk mengganti gigi. Perlu dicatat bahwa kopling adalah satu-satunya penghubung antara mesin dan transmisi. Menekannya hanya setengahnya akan melepaskan pelat kopling dan menyebabkannya lebih cepat aus. Inilah mengapa Anda harus memastikan bahwa pedal kopling benar-benar ditekan full saat melakukan perpindahan gigi.

Menggantungkan kaki di pedal kopling

Banyak pengendara yang menggantungkan kaki kiri di pedal kopling. Ini juga bisa memperpendek umur kopling. Perlu diingat, pedal kopling bisa sensitif, terutama pedal kopling ringan yang ada beberapa mobil bensin. Sedikit saja menginjak pedal kopling saat mobil digas dan dilakukan terus-menerus membuat kopling cepat aus. Disarankan, jika mobil melaju dan tidak sedang mengganti gigi, kaki kiri tetap di lantai mobil.

Menyandarkan tangan di tuas persneling

Beberapa pengemudi juga suka mengistirahatkan tangan kiri di tuas persneling. Tidak berbahaya, tapi di bawah tuas persneling itu terdapat sistem mekanis yang jika diberikan tekanan secara konstan bisa rusak. Ini dapat mengurangi masa pakai transmisi secara signifikan dan harganya sangat mahal jika sudah rusak.

Pindah gigi mundur saat mobil masih bergerak maju

Banyak dari pengemudi yang melakukan ini juga. Biasanya saat sedang parkir mobil, ketika mobil masih bergerak maju, pengendara langsung memindahkan persneling ke gigi mundur. Kebiasaan itu juga membuat transmisi mobil manual cepat rusak. Perpindahan ke gigi mundur aman dilakukan hanya setelah kendaraan benar-benar berhenti bergerak. Inilah sebabnya mengapa suka terdengar suara kasar saat pindah gigi mundur padahal mobil masih maju. Hal ini juga berlaku saat pindah gigi maju dari gigi mundur.

Pakai gigi tinggi saat RPM rendah

Ada anggapan berkendara dengan gigi lebih tinggi dan rpm rendah akan menghemat bahan bakar. Mitos itu tak sepenuhnya benar, itu bisa disebut engine lugging. Menggunakan gigi tinggi berarti rasio gear lebih tinggi. Karenanya, mesin harus bekerja lebih keras untuk menggerakkan mobil. Sederhananya, gigi yang lebih tinggi memiliki jumlah gigi yang lebih rendah, yang memungkinkan mesin berada pada RPM yang lebih rendah pada kecepatan yang lebih tinggi. Namun, mengemudi dengan kecepatan yang lebih lambat dan tetap mengaktifkan gigi tinggi akan memberikan tekanan besar pada mesin dan dapat merusak kendaraan.

sumber | detikOto

Related posts

Leave a Comment